Pengertian Black Box Testing: Apa Itu dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Posted on

Jika Anda sering berkecimpung dalam dunia teknologi informasi, pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah black box testing. Black box testing adalah salah satu jenis tes perangkat lunak yang dilakukan untuk mengevaluasi kinerja dan kualitas suatu aplikasi atau sistem tanpa mengetahui detail teknis di baliknya. Pada artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang pengertian black box testing dan bagaimana cara kerjanya.

Apa Itu Black Box Testing?

Black box testing adalah jenis tes perangkat lunak yang dilakukan untuk mengevaluasi fungsi dan kinerja suatu aplikasi atau sistem tanpa mengetahui detail teknis di baliknya. Dalam black box testing, seorang tester hanya fokus pada input dan output dari sistem, dan tidak memperhatikan bagaimana sistem bekerja di dalamnya.

Black box testing juga dikenal sebagai functional testing, karena tes ini fokus pada fungsi-fungsi yang ditawarkan oleh suatu aplikasi atau sistem. Tes ini sangat berguna untuk mengevaluasi kinerja suatu aplikasi atau sistem dari perspektif pengguna, karena seorang tester hanya melakukan tes dengan cara yang sama seperti pengguna biasa.

Bagaimana Cara Kerja Black Box Testing?

Black box testing dilakukan dengan menguji aplikasi atau sistem dari luar, dengan cara memberikan input dan mengamati output yang dihasilkan. Seorang tester tidak perlu tahu bagaimana aplikasi atau sistem bekerja di dalamnya, karena yang diperhatikan hanyalah apakah output yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.

Untuk melakukan black box testing, seorang tester harus memahami spesifikasi dan persyaratan yang telah ditetapkan untuk aplikasi atau sistem yang akan diuji. Tester juga harus memahami bagaimana pengguna seharusnya menggunakan aplikasi atau sistem tersebut, sehingga tester dapat mengevaluasi kinerja aplikasi atau sistem dari perspektif pengguna.

Selama proses testing, seorang tester akan mencoba memberikan input yang berbeda-beda ke dalam aplikasi atau sistem, dan mengamati output yang dihasilkan. Tester juga akan mencoba membuat input yang tidak valid atau menguji batas-batas dari aplikasi atau sistem, untuk melihat apakah aplikasi atau sistem tersebut dapat mengatasi masalah tersebut dengan benar.

Apa Keuntungan dari Black Box Testing?

Black box testing memiliki beberapa keuntungan yang membuatnya menjadi pilihan yang populer untuk menguji kinerja suatu aplikasi atau sistem. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain:

1. Tidak Memerlukan Pengetahuan Teknis yang Mendalam

Black box testing tidak memerlukan pengetahuan teknis yang mendalam tentang bagaimana suatu aplikasi atau sistem bekerja di dalamnya. Seorang tester hanya perlu fokus pada input dan output dari sistem, dan tidak perlu memperhatikan detail teknis di baliknya. Hal ini membuat black box testing dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki latar belakang teknis yang kuat.

2. Fokus Pada Fungsi dan Kinerja Aplikasi atau Sistem

Black box testing fokus pada fungsi dan kinerja suatu aplikasi atau sistem, sehingga dapat memberikan evaluasi yang akurat tentang bagaimana aplikasi atau sistem tersebut bekerja dari perspektif pengguna. Hal ini sangat berguna untuk menemukan bug atau masalah lain yang dapat mempengaruhi kinerja aplikasi atau sistem.

3. Efektif dan Efisien

Black box testing dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti pengguna biasa, sehingga proses testing dapat dilakukan dengan cepat dan efisien. Hal ini membuat black box testing menjadi pilihan yang efektif dan efisien untuk menguji kinerja suatu aplikasi atau sistem.

Apa Saja Jenis-jenis Black Box Testing?

Terdapat beberapa jenis black box testing yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi kinerja suatu aplikasi atau sistem. Beberapa jenis black box testing tersebut antara lain:

1. Functional Testing

Functional testing adalah jenis black box testing yang fokus pada fungsi-fungsi yang ditawarkan oleh suatu aplikasi atau sistem. Tes ini dilakukan dengan cara memberikan input dan mengamati output yang dihasilkan, untuk memastikan bahwa aplikasi atau sistem tersebut dapat melakukan tugas-tugas yang diharapkan dengan benar.

2. Regression Testing

Regression testing adalah jenis black box testing yang dilakukan untuk memastikan bahwa perubahan atau pembaruan pada suatu aplikasi atau sistem tidak mempengaruhi kinerja dari fungsi-fungsi yang sudah ada sebelumnya. Regression testing dilakukan dengan cara menguji fungsi-fungsi yang sudah ada sebelumnya, untuk memastikan bahwa aplikasi atau sistem masih berjalan dengan baik setelah perubahan dilakukan.

3. User Acceptance Testing

User acceptance testing adalah jenis black box testing yang dilakukan untuk memastikan bahwa aplikasi atau sistem sudah siap untuk digunakan oleh pengguna. Tes ini dilakukan dengan cara menguji aplikasi atau sistem dari perspektif pengguna, untuk memastikan bahwa aplikasi atau sistem tersebut mudah digunakan dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

Apa Saja Langkah-langkah dalam Black Box Testing?

Terdapat beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan dalam black box testing, agar proses testing dapat dilakukan dengan benar dan efektif. Beberapa langkah-langkah tersebut antara lain:

1. Persiapan

Pada tahap persiapan, seorang tester harus memahami spesifikasi dan persyaratan yang telah ditetapkan untuk aplikasi atau sistem yang akan diuji. Tester juga harus memahami bagaimana pengguna seharusnya menggunakan aplikasi atau sistem tersebut, sehingga tester dapat mengevaluasi kinerja aplikasi atau sistem dari perspektif pengguna.

2. Rencana Testing

Setelah memahami spesifikasi dan persyaratan yang telah ditetapkan, seorang tester harus membuat rencana testing yang mencakup skenario-skenario testing yang akan dilakukan, dan bagaimana hasil dari testing tersebut akan dievaluasi.

3. Pelaksanaan Testing

Pada tahap pelaksanaan testing, seorang tester akan mencoba memberikan input yang berbeda-beda ke dalam aplikasi atau sistem, dan mengamati output yang dihasilkan. Tester juga akan mencoba membuat input yang tidak valid atau menguji batas-batas dari aplikasi atau sistem, untuk melihat apakah aplikasi atau sistem tersebut dapat mengatasi masalah tersebut dengan benar.

4. Evaluasi Hasil Testing

Setelah selesai melakukan testing, seorang tester harus mengevaluasi hasil dari testing tersebut, untuk menentukan apakah ada bug atau masalah lain yang perlu diperbaiki. Tester juga harus membuat laporan hasil testing yang mencakup hasil dari setiap skenario testing yang telah dilakukan, dan rekomendasi perbaikan yang perlu dilakukan.

Kesimpulan

Black box testing adalah jenis tes perangkat lunak yang sangat berguna untuk mengevaluasi kinerja dan kualitas suatu aplikasi atau sistem dari perspektif pengguna. Tes ini dilakukan dengan cara menguji aplikasi atau sistem dari luar, dengan cara memberikan input dan mengamati output yang dihasilkan. Black box testing memiliki beberapa keuntungan, antara lain tidak memerlukan pengetahuan teknis yang mendalam, fokus pada fungsi dan kinerja aplikasi atau sistem, dan efektif dan efisien.

Terdapat beberapa jenis black box testing yang dapat dilakukan, seperti functional testing, regression testing, dan user acceptance testing. Terdapat juga beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan dalam black box testing, seperti persiapan, rencana testing, pelaksanaan testing, dan evaluasi hasil testing.