Siapa yang tidak kenal dengan istilah “emak emak dibonceng hadap belakang”? Fenomena ini sudah sangat umum terjadi di Indonesia, terutama di kota-kota besar. Namun, apa sebenarnya yang menjadi penyebab fenomena ini?
Definisi Emak Emak Dibonceng Hadap Belakang
Emak emak dibonceng hadap belakang merujuk pada situasi di mana seorang wanita yang dikenal sebagai “emak-emak” atau ibu rumah tangga, dibonceng oleh seorang pria di belakangnya dengan posisi yang berlawanan arah. Artinya, emak-emak tersebut menghadap ke belakang sementara si pengendara menghadap ke depan.
Situasi ini sebenarnya cukup kontroversial dan banyak orang yang tidak setuju dengan praktik ini karena dianggap tidak aman dan tidak etis. Namun, fenomena ini masih terjadi di Indonesia dan sering terlihat di jalan-jalan kota.
Penyebab Emak Emak Dibonceng Hadap Belakang
Ada beberapa faktor yang menyebabkan fenomena emak emak dibonceng hadap belakang. Beberapa di antaranya adalah:
1. Keterbatasan Transportasi
Salah satu faktor utama mengapa fenomena ini terjadi adalah keterbatasan transportasi. Banyak emak-emak yang tidak memiliki akses ke kendaraan pribadi atau transportasi umum, sehingga mereka harus mengandalkan pengendara motor yang lewat untuk dibonceng ke tempat tujuan.
Hal ini terutama terjadi di kota-kota besar di mana kemacetan lalu lintas sering terjadi dan transportasi umum tidak efektif. Oleh karena itu, emak-emak seringkali terpaksa menggunakan jasa ojek atau pengendara motor sebagai transportasi alternatif.
2. Budaya Patriarki
Budaya patriarki yang masih kuat di Indonesia juga menjadi faktor lain yang menyebabkan fenomena ini terjadi. Banyak emak-emak yang merasa tidak nyaman atau tidak berani membawa motor sendiri karena dianggap tidak pantas atau tidak sesuai dengan peran mereka sebagai ibu rumah tangga.
Di sisi lain, banyak pria yang merasa terhormat atau merasa memiliki kebanggaan ketika membawa emak-emak dibonceng hadap belakang. Hal ini terutama terjadi di kalangan masyarakat yang masih memegang teguh nilai-nilai tradisional.
3. Kurangnya Kesadaran Akan Keselamatan
Kurangnya kesadaran akan keselamatan juga menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan. Banyak pengendara motor yang tidak memperhatikan keselamatan dan kenyamanan penumpangnya, terutama ketika membawa emak-emak dibonceng hadap belakang.
Hal ini dapat menyebabkan risiko kecelakaan yang lebih tinggi, terutama jika pengendara motor tidak dapat mengendalikan kendaraannya dengan baik atau jika emak-emak tersebut tidak memakai helm atau alat keselamatan lainnya.
Apa Dampaknya?
Fenomena emak emak dibonceng hadap belakang sebenarnya memiliki dampak yang cukup signifikan. Beberapa di antaranya adalah:
1. Risiko Kecelakaan Lebih Tinggi
Emak-emak yang dibonceng hadap belakang memiliki risiko kecelakaan yang lebih tinggi, terutama jika pengendara motor tidak dapat mengendalikan kendaraannya dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan cedera serius atau bahkan kematian.
2. Tidak Nyaman dan Tidak Aman
Posisi emak-emak yang dibonceng hadap belakang juga tidak nyaman dan tidak aman. Mereka harus menghadap ke belakang dan tidak dapat melihat jalan dengan jelas, serta tidak dapat memegang kendaraan atau mengendalikan arah kendaraan jika terjadi sesuatu.
3. Perubahan Budaya
Fenomena ini juga dapat menyebabkan perubahan budaya yang tidak diinginkan. Banyak orang yang merasa bahwa praktik ini tidak etis atau tidak pantas dilakukan, terutama karena dapat menyebabkan risiko kecelakaan yang lebih tinggi.
Bagaimana Mengatasi Fenomena Ini?
Mengatasi fenomena emak emak dibonceng hadap belakang memang tidak mudah, tetapi ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risikonya. Beberapa di antaranya adalah:
1. Lebih Banyak Pilihan Transportasi
Salah satu cara untuk mengatasi fenomena ini adalah dengan menyediakan lebih banyak pilihan transportasi untuk masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan akses ke transportasi umum yang efektif dan aman, serta memperbaiki infrastruktur jalan yang memadai.
2. Edukasi dan Kesadaran
Edukasi dan kesadaran juga sangat penting untuk mengatasi fenomena ini. Pengendara motor perlu diberi edukasi tentang pentingnya mengendalikan kendaraan dengan baik dan memperhatikan keselamatan penumpangnya, terutama jika membawa emak-emak dibonceng hadap belakang.
Di sisi lain, emak-emak juga perlu diberi edukasi tentang pentingnya menggunakan alat keselamatan seperti helm dan juga pentingnya menghindari praktik yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
3. Perubahan Budaya
Perubahan budaya juga perlu dilakukan untuk mengatasi fenomena emak emak dibonceng hadap belakang. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keselamatan dan kenyamanan dalam berkendara, serta mengubah pandangan tentang peran dan posisi perempuan dalam masyarakat.
Kesimpulan
Fenomena emak emak dibonceng hadap belakang memang masih terjadi di Indonesia, tetapi ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Keterbatasan transportasi, budaya patriarki, dan kurangnya kesadaran akan keselamatan menjadi beberapa faktor utama yang perlu diperhatikan.
Mengatasi fenomena ini memang tidak mudah, tetapi dengan meningkatkan akses ke transportasi umum yang efektif, meningkatkan kesadaran dan edukasi, serta melakukan perubahan budaya yang positif, kita dapat mengurangi risiko kecelakaan dan membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi semua orang.